Hadiah bagi orang yang ikhlas

Bagikan :

Syarat bagi seorang yang ingin masuk Islam adalah mengucapkan dua kalimat syahadat “Asyhadu alla ilaaha illalloh wa asyhadu anna Muhammadar rosululloh” yang berarti aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Alloh,…. ya dua kalimat ini adalah kesaksian seorang Muslim kepada Alloh , bahwa dia akan hanya beribadah kepada Alloh  dengan penuh ikhlash. Keikhlasan ini harus dijaga sepanjang hidupnya.

Ikhlas merupakan perkara yang Agung dan memiliki keutamaan yang besar. Di antara anugerah Alloh  kepada orang yang ikhlash, sebagai berikut:

  1. Menghilangkan kesusahan.

Musibah dan cobaan yang menimpa pada seorang hamba di dunia ini pasti berakhir. Salah satu sebab hal itu dihilangkan adalah karena keikhlasan yang ada di dalam hatinya. Kita mungkin pernah mendengar cerita ashabul kahfi. Ya sebuah cerita yang disebutkan di dalam al-Qur’an surat al-kahfi tentang beberapa pemuda yang beriman kepada Alloh  dan mengikhlaskan semua perbuatan, ucapan dan keyakinan hanya untuk Alloh . Musibah dan siksaan yang menimpa mereka dari seorang raja yang dzolim dihilangkan oleh Alloh , yakni dengan menyelamatkan mereka di dalam sebuah gua dan menidurkan mereka selama berabad-abad, hingga mereka bangun dalam keadaan aman dan tentram.

Kita juga pernah mendengar cerita tiga orang (Kaab bin Malik, Hilal bin Umayyah dan Muroroh bin Robi’) dalam dalam alqur’an surat at-taubah. Dimana mereka diuji dengan dikucilkan oleh kaum Muslimin dikarenakan mereka tidak ikut perang tabuk, hingga mereka beranggapan bahwa jiwanya dan bumi ini menjadi terasa sempit. Akhirnya, mereka pun benar-benar bertaubat dan mengikhlaskan taubatnya hanya kepada Alloh . Alloh  pun menghilangkan kesusahan mereka dengan menerima taubat dan kembali bersama dengan kaum Muslimin lainnya.

  1. Turun pertolongan Alloh .

Alloh  maha bijaksana dan maha mulia. Alloh  akan selalu memberikan pertolongan bagi hamba-hambanya sholih lagi ikhlas. Sebuah bukti pertolongan Alloh  pada tiga orang sholih yang terjebak di dalam gua (sebagaimana dalam hadits riwayat imam Bukhori dan Muslim). Tiga orang itu meminta pertolongan kepada Alloh  dengan keikhlasan amal yang telah diperbuatnya masing-masing.

Tak lama kemudian salah seorang dari mereka berkata; ‘Ya Alloh, dulu saya mempunyai dua orang tua yang sudah lanjut usia. Selain itu, saya juga mempunyai seorang istri dan beberapa orang anak yang masih kecil. Saya menghidupi mereka dengan menggembalakan ternak. Apabila pulang dari menggembala, saya pun segera memerah susu dan saya dahulukan untuk kedua orang tua saya. Pada suatu ketika, tempat penggembalaan saya jauh, hingga saya pun baru pulang pada sore hari. Kemudian saya dapati kedua orang tua saya sedang tertidur pulas. Lalu, seperti biasa, saya segera memerah susu dan setelah itu saya membawanya ke kamar kedua orang tua saya. Saya berdiri di dekat keduanya serta tak membangunkan mereka dari tidur. Akan tetapi, saya juga tak ingin memberikan air susu tersebut kepada anak-anak saya sebelum diminum oleh kedua orang tua saya, meskipun anak-anak saya, telah berkerumun di telapak kaki saya untuk meminta minum karena rasa lapar yang sangat. Keadaan tersebut saya dan anak-anak saya jalankan dengan sepenuh hati hingga terbit fajar. Ya Alloh, jika Engkau tahu bahwasanya saya melakukan perbuatan itu hanya untuk mengharap ridho-Mu (ikhlas), maka bukakanlah suatu celah untuk kami hingga kami dapat melihat cahaya! Akhirnya Alloh  membuka celah lubang gua tersebut, berkat adanya amal perbuatan baik tersebut, hingga mereka dapat melihat langit. Salah seorang dari mereka berdiri sambil berkata; ‘Ya Alloh, dulu saya mempunyai seorang sepupu perempuan yang saya sukai sebagaimana sukanya kaum laki-laki yang menggebu-gebu terhadap kaum wanita. Pada suatu ketika saya pernah mengajaknya untuk berbuat hina, tetapi ia menolak hingga saya dapat memberinya uang seratus dinar. Setelah bersusah payah mengumpulkan uang seratus dinar, akhirnya saya pun mampu memberikan uang tersebut kepadanya. Ketika saya berada diantara kedua pahanya, tiba-tiba ia berkata; ‘Hai hamba Alloh, takutlah kepada Alloh dan janganlah kamu membuka cincin (menggauliku) kecuali setelah menjadi hakmu.’ Lalu saya bangkit dan meninggalkannya. Ya Alloh, sesungguhnya Engkau pun tahu bahwasanya saya melakukan hal itu hanya untuk mengharapkan ridho-Mu (ikhlash), maka bukakanlah suatu celah lubang untuk kami! Akhirnya Alloh  membukakan sedikit celah lubang lagi untuk mereka bertiga. Seorang lagi berdiri dan berkata; ‘Ya Alloh, dulu saya pernah menyuruh seseorang untuk mengerjakan sawah saya dengan cara bagi hasil. Ketika ia telah menyelesaikan pekerjaannya, ia pun berkata; ‘Berikanlah hak saya kepada saya! Namun saya tak dapat memberikan kepadanya haknya tersebut hingga ia merasa sangat jengkel. Setelah itu, saya pun menanami sawah saya sendiri hingga hasilnya dapat saya kumpulkan untuk membeli beberapa ekor sapi dan menggaji beberapa penggembalanya. Selang berapa lama kemudian, orang yang haknya dahulu tak saya berikan datang kepada saya dan berkata; ‘Takutlah kamu kepada Alloh dan janganlah berbuat zhalim terhadap hak orang lain! Lalu saya berkata kepada orang tersebut; ‘Pergilah ke beberapa ekor sapi beserta para penggembalanya itu dan ambillah semuanya untukmu! Orang tersebut menjawab; ‘Takutlah kepada Alloh dan janganlah kamu mengolok-olok saya! Kemudian saya katakan lagi kepadanya; ‘Sungguh saya tak bermaksud mengolok-olokmu. Oleh karena itu, ambillah semua sapi itu beserta para pengggembalanya untukmu! Akhirnya orang tersebut memahaminya dan membawa pergi semua sapi itu. Ya Alloh, sesungguhnya Engkau telah mengetahui bahwa apa yang telah saya lakukan dahulu adl hanya untuk mencari ridho-Mu (ikhlash). Oleh karena itu, bukalah bagian pintu goa yg belum terbuka! Akhirnya Alloh pun membukakan sisanya, hingga mereka dapat keluar dari dalam goa yang tertutup oleh batu besar tersebut.

  1. Terjaga dari godaan dan gangguan setan.

Keberuntungan bagi orang-orang ikhlas lainnya adalah terjaga dari gangguan setan, baik golongan jin maupun manusia. Hal ini merupakan pengakuan dari Iblis tatkala Alloh  mengusirnya dari surga dikarenakan tidak mau melaksanakan perintah-Nya berupa sujud kepada Nabi Adam , sebagamana disebutkan di dalam Al-qur’an:

“Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis (orang ikhlas) di antara mereka”. (QS. Al-Hijr [15]: 39-40)

Salah satu contohnya, adalah keikhlasan Nabi Yusuf  yang mendatangkan penjagaan Alloh  dari godaan istri raja.

  1. Mendapatkan syafaat dari nabi Muhammad .

Sebuah kabar bahagia dari Nabi kita, Muhammad , beliau bersabda:

أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ : لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ 

Orang yang paling berbahagia dengan syafa’atku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa ilaaha illalloh dengan ikhlas dari hatinya atau jiwanya”. (HR. Bukhori)

  1. Mendapatkan Ampunan dan keridhoan.

Rosululloh  bersabda, “Sungguh Alloh akan membebaskan seseorang dari umatku di hadapan seluruh manusia pada hari Kiamat dimana ketika itu dibentangkan 99 gulungan catatan (dosa) miliknya. Setiap gulungan panjangnya sejauh mata memandang, kemudian Alloh berfirman: ‘Apakah ada yang engkau ingkari dari semua catatan ini? Apakah para (Malaikat) pencatat amal telah menganiayamu?,’ Dia menjawab: ‘Tidak wahai Rabbku,’ Alloh bertanya: ‘Apakah engkau memiliki udzur (alasan)?,’ Dia menjawab: ‘Tidak Wahai Rabbku.’ Alloh berfirman: “Bahkan sesungguhnya engkau memiliki satu kebaikan di sisi-Ku dan sungguh pada hari ini engkau tidak akan dianiaya sedikitpun. Kemudian dikeluarkanlah sebuah kartu (bithoqoh) yang di dalamnya terdapat kalimat:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Alloh, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.

Lalu Alloh berfirman: ‘Hadirkan timbanganmu.’ Dia berkata: ‘Wahai Rabbku, apalah artinya kartu ini dibandingkan seluruh gulungan (dosa) itu?,’ Alloh berfirman: ‘Sungguh kamu tidak akan dianiaya.’ Kemudian diletakkanlah gulungan-gulungan tersebut pada satu daun timbangan dan kartu itu pada daun timbangan yang lain. Maka gulungan-gulungan (dosa) tersebut terangkat dan kartu (laa ilaaha illAlloh) lebih berat. Demikianlah tidak ada satu pun yang lebih berat dari sesuatu yang padanya terdapat Nama Alloh.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah)

Allohu a’lam….

Majalah Gerimis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Artikel Lainnya

Assalamualaikum,..

Sahabat shalih/shaliha bantu para santri untuk bisa menghafal al-Qur’an yuk, dengan bersedekah di program

Beasiswa untuk Santri Penghafal Al-Qur'an